IQNA

Mengharap Perealisasian Keadilan di Akhir Zaman dengan Meyakini Al-Mahdi (afs)

17:21 - March 20, 2022
Berita ID: 3476612
TEHERAN (IQNA) - Pertengahan Sya'ban adalah hari kelahiran manusia yang dijanjikan dalam ayat-ayat Alquran dan sabda Nabi tentang kemunculan dan perealisasian perdamaian dan keadilan dunia; sebuah tema yang menurut para analis, sebagai salah satu pilar utama menjaga harapan masa depan dunia di kalangan umat Islam.

Akhir Zaman adalah masa dalam literatur agama dunia yang berarti akhir zaman manusia, yang memiliki ciri-ciri umum. Agama-agama telah menggambarkan karakteristik yang dijanjikan dengan cara yang khusus, yang hasilnya adalah lebih banyak harapan bagi umat manusia.

Pemerintahan orang Saleh di atas muka bumi

Dalam beberapa ayat, Alquran mengisyaratkan pada pembahasan akhir zaman dan menggambarkan karakteristik waktu itu.

« وَلَقَدْ كَتَبْنَا فِي الزَّبُورِ مِنْ بَعْدِ الذِّكْرِ أَنَّ الْأَرْضَ يَرِثُهَا عِبَادِيَ الصَّالِحُونَ»

“Dan sungguh, telah Kami tulis di dalam Zabur setelah (tertulis) di dalam Az-Zikr (Lauh Mahfuzh), bahwa bumi ini akan diwarisi oleh hamba-hamba-Ku yang saleh” (QS. Al-Anbiya: 105). Arus dominan pada masa itu adalah milik kaum “Soleh”, yang dalam tafsir lain disebut sebagai “Mustadh’afin/yang tertindas”.

«وَنُرِيدُ أَنْ نَمُنَّ عَلَى الَّذِينَ اسْتُضْعِفُوا فِي الْأَرْضِ وَنَجْعَلَهُمْ أَئِمَّةً وَنَجْعَلَهُمُ الْوَارِثِينَ»

“Dan Kami hendak memberi karunia kepada orang-orang yang tertindas di bumi (Mesir) itu, dan hendak menjadikan mereka pemimpin dan menjadikan mereka orang-orang yang mewarisi (bumi)” (QS. Al-Qasas: 5). Maksud Mustadh’af dalam ayat tersebut adalah mereka yang telah dilemahkan oleh para penindas; Tetapi mereka sendiri tidak memiliki peran dalam hal ini dan terus-menerus berusaha membebaskan diri dari belenggu para penindas.

Tapi siapa pemimpin dan pembawa bendera gerakan ini dalam Islam?

"Al-Mahdi (afs)" adalah nama yang dijanjikan yang diharapkan umat Islam suatu hari nanti akan muncul dan menegakkan perdamaian dan keadilan dunia serta untuk menyampaikan pesan rahmat Allah di dunia, yang untuknya kata sifat "Baqiyatullah" telah digunakan untuknya melalui ayat Alquran,

«بَقِيَّةُ اللّهِ خَيْرٌ لَّكُمْ إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ وَمَا أَنَاْ عَلَيْكُم بِحَفِيظٍ»

“Sisa (yang halal) dari Allah adalah lebih baik bagimu jika kamu orang yang beriman dan aku bukanlah seorang penjaga atas dirimu” (QS. Hud: 86). Semua mazhab-mazhab Islam sepakat tentang dalil-dalil yang muktabar untuk ayat dan riwayat yang banyak dan pasti serta terpercaya bahwa Al-Mahdi (afs) adalah manusia yang layak dari keturunan Fatimah Az-Zahra (as), putri Nabi.

Diriwayatkan dari Nabi Muhammad (saw) bahwa “Al-Mahdi dari anak keturunanku, bagai bintang kejora, warna kulitnya kearab-araban dan bentuk badannya seperti Bani Israel . Beliau akan memenuhi bumi dengan keadilan, setelah bumi dipenuhi kezaliman. Para penghuni langit dan bumi serta burung-burung di udara rela dengan kepemimpinan/kekhalifahannya.”

Kepastian akan Kemunculan Hak

Menurut sebuah riwayat, Al-Mahdi (afs), putra al-Hasan (as), lahir di Samarra pada pertengahan Sya'ban pada tahun 255 H (869 M), dan untuk melindungi dirinya dari bahaya balas dendam oleh orang-orang jahat, ia diangkat (gaib) atas perintah Allah. Kegaiban ini terjadi dalam dua periode pendek (shughra) dan panjang (kubra), pada periode pertama berlangsung sekitar 69 tahun dan berhubungan dengan orang-orang mukmin melalui empat perantara (naib) dan menyampaikan perintah dan petuah-petuah agama dan sosial kepada mereka. Sedang yang kedua adalah kegaiban yang lebih lama (ghaibah kubra) telah dimulai sejak 329 H (941 M) dan berlanjut hingga hari ini. Akan tetapi, para ahli tafsir Alquran, mengacu pada ayat-ayat Alquran, menganggap kemunculan dan awal perjuangannya sebagai suatu hal yang pasti:

«هُوَ الّذی أرسَلَ رَسُولَهُ بِالهُدی ودینِ الحَقّ لِیُظهِرَهُ عَلَی الدّین کلِّهِ ولوکَرِهَ المُشرِکوُن»

“Dialah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar, untuk memenangkannya di atas segala agama meskipun orang-orang musyrik membencinya” QS. As-Saff: 9).

Harapan dan Gerakan

Konsep ini, yang diperhatikan dan penting dalam berbagai tendensi Islam, dianggap sebagai salah satu landasan harapan untuk masa depan, yang meskipun maraknya kerusakan dan kehancuran di dunia, kemenangan akhir dengan kekuatan kebaikan dan terwujudnya keadilan. Dimensi keadilan ini dihadirkan dalam riwayat-riwayat sedemikian rupa sehingga seolah-olah menunjukkan hilangnya seluruh umat manusia.

Namun yang menarik, pandangan akhir zaman seperti itu tidak hanya memberi harapan, tetapi juga memaksa audiennya untuk melakukan semacam gerakan yang dapat digapai melalui jalan reformasi, dialog, dan kesetiaan pada standar-standar keadilan. Karena Al-Mahdi (afs) gaib sampai hari dimana ketika sekelompok orang yang paling murni (ikhlas) siap membantunya dan selain tertarik pada cita-cita ini, mereka berjuang untuk tujuan itu dan mempersiapkan dasar untuk itu. (HRY)

captcha