IQNA

Nilai Tafakkur dalam Islam

16:16 - May 29, 2022
Berita ID: 3476883
TEHERAN (IQNA) - Mengajak untuk berpikir adalah salah satu himbauan serius dalam Islam dan sangat berharga dan penting sehingga Nabi Muhammad (saw) mengatakan: "Satu jam berpikir lebih berharga daripada 70 tahun ibadah tanpa berpikir".

Nabi (saw) bersabda:  «تَفَکُّرُ ساعَةٍ خَیرٌ مِنْ عِبادَةِ سَبْعِیْنَ سَنَةً» "Tafakur satu jam lebih baik ketimbang ibadah tujuh puluh tahun". Hadis ini telah dikutip dalam buku "Al-Risalah fi al-Ahadis al-Nabawiyyah" dari Husein bin Ali al-Wa'iz al-Kashifi (astronom dan mufassir Alquran, lahir di Sabzevar, Iran, 1436-1504).

Dalam hal ini, Allamah Majlisi mengatakan, “Beberapa sesepuh mengatakan bahwa berpikir lebih unggul karena itu adalah kerja hati (ta’aqqul) dan hati adalah organ tertinggi dan fungsinya lebih unggul dari organ lainnya, tidakkah kamu melihat firman Allah  yang berfirman, Dan laksanakanlah salat untuk mengingat Aku”. Dia menjadikan salat sebagai sarana mengingat hati, dan tujuannya lebih berharga daripada sarana.”

Menurut Islam, tidak setiap tafakkur adalah ibadah, tetapi tafakkur adalah ibadah ketika berada di jalur kesempurnaan manusia. Di dalam Alquran, masalah tafakkur telah banyak dibahas, tafakkur tentang segala sesuatu memiliki hasil tersendiri, dan kami akan menyebutkan beberapa contohnya di bawah ini:

- Tafakkur dalam penciptaan buahnya adalah keyakinan dari kesadaran. “Dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia”. (QS. Ali Imran: 191)

- Tafakur dalam sejarah dan sejarah orang lain adalah buah dari pembelajaran dan nasihat. Maka ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berfikir”. (QS. Al-A’raf: 176)

- Tafakkur dalam kefanaan dunia dan manifestasinya, buahnya adalah zuhud dan kesalehan. “Katakanlah: "Kesenangan di dunia ini hanya sebentar dan akhirat itu lebih baik untuk orang-orang yang bertakwa, dan kamu tidak akan dianiaya sedikitpun”. (QS. An-Nisa: 77)

- Tafakkur dalam nikmat-nikmat ilahi, buahnya adalah rasa syukur kepada Allah. “Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS. Ibrahim: 7)

- Tafakkur dalam bantuan ilahi, buahnya adalah harapan dan dorongan. “Dan Kami selalu berkewajiban menolong orang-orang yang beriman”. (QS. Ar-Rum: 47)

 

* Muhammad Baqir bin Muhammad Taqi al-Majlisi (1628-1699 M) yang dikenal sebagai Allamah Majlisi adalah salah satu perawi dan ahli hukum Syiah terkenal yang tinggal di Isfahan, Iran. Karyanya yang paling terkenal adalah Bihar al-Anwar, yang telah mengumpulkan hadis Nabi dan para Imam Maksum dalam 110 jilid.

 

captcha