IQNA

Tradisi Tabot di Bengkulu

6:21 - August 16, 2022
Berita ID: 3477161
TEHERAN (IQNA) - Tabot adalah sebuah tradisi yang dilaksanakan setiap tahun oleh masyarakat Bengkulu dalam menyambut Tahun Baru Islam.

Menurut laporan IQNA bahwa tujuan dilaksanakannya Tradisi Tabot di Bengkulu adalah untuk mengenang gugurnya Husein bin Ali, cucu Nabi Muhammad, ketika ditawan oleh Yazid bin Muawiyah di Karbala, Irak.

Tradisi Tabot, yang muncul sejak berkembangnya Islam di Bengkulu, masih terus dilestarikan hingga saat ini.

Sejarah

Tradisi Tabot dibawa ke Bengkulu oleh para penganut Syiah dari Madras dan Bengali di bagian selatan India, yang menjadi pekerja pembangunan Benteng Marlborough pada 1718-1719.

Para pekerja tersebut memutuskan untuk menetap dan membangun sebuah komunitas yang disebut dengan Berkas, di Kelurahan Tengah Padang sekarang.

Upacara Tabot yang dibawa oleh para pekerja dari Madras dan Bengali ini kemudian mengalami akulturasi dengan budaya lokal Bengkulu.

Akulturasi tersebut kemudian berkembang menjadi tradisi masyarakat lokal hingga dikenal sebagai Tradisi Tabot.

Tradisi Tabot juga pernah berkembang di Minangkabau hingga ke Aceh, tetapi pada akhirnya hanya Bengkulu saja yang masih melestarikannya hingga saat ini.

Rangkaian Acara

Tradisi Tabot di Bengkulu terdiri dari sembilan rangkaian acara, yang berlangsung selama sepuluh hari antara 1–10 Muharam dalam sebuah festival kebudayaan.

Berikut ini rangkaian acara Tradisi Tabot di Bengkulu:

Rangkaian pertama, mengambil tanah dari tempat yang dikeramatkan.

Rangkaian kedua, mencuci jari jari atau Duduk Penja (benda yang terbuat dari berbagai logam seperti kuningan, perak, atau tembaga dan memiliki bentuk seperti tangan manusia yang lengkap beserta jari-jarinya.

Rangkaian ketiga, pada 6 Muharam diadakan Meradai atau mengumpulkan dana dari masyarakat yang dilakukan oleh Jola (petugas pengumpul dana yang terdiri dari anak berusia 10-12 tahun).

Rangkaian keempat, Menjara atau berkunjung ke suatu kelompok untuk bertanding dol (sejenis beduk).

Rangkaian kelima, Arak Penja atau mengarak Penjah keliling Kota Bengkulu.

Rangkaian keenam, mengarak Penja yang ditambah dengan sorban putih yang diletakkan pada Tabot kecil. Tabot adalah sebuah kotak kayu atau peti yang dipercaya akan memunculkan kebaikan dan menjauhkan dari mara bahaya.

Rangkaian ketujuh, Gam atau masa tenang sehingga tidak boleh mengadakan kegiatan apa pun.

Rangkaian kedelapan, pada 9 Muharam diadakan Arak Gendang yang dimulai dengan pelepasan Tabot Bersanding.

Rangkaian kesembilan, upacara Tabot Tebuang yang diadakan pada 10 Muharam. (HRY)

Tradisi Tabot di Bengkulu

Tradisi Tabot di Bengkulu

Tradisi Tabot di Bengkulu

Sumber: kompas.com

captcha