IQNA

Mengapa Setiap Orang Tidak Terhidayahi dengan Mendengar Ayat-Ayat Alquran?

14:30 - August 17, 2022
Berita ID: 3477169
TEHERAN (IQNA) - Alquran memiliki kemampuan untuk membimbing semua orang, tetapi tidak semua orang terhidayahi oleh sumber dan kapasitas membimbing kalam ilahi ini, karena syarat seseorang untuk menggunakan bimbingan ini adalah memiliki sikap adil dan tidak keras kepala dan bermusuhan.

Mohammad Ali Ansari, mufassir Alquran, dalam sesi online tafsir surah Qaf, menjelaskan beberapa poin tentang pemberian petunjuk Alquran, yang dapat Anda baca dalam ringkasan di bawah ini;

وَكَمْ أَهْلَكْنَا قَبْلَهُمْ مِنْ قَرْنٍ هُمْ أَشَدُّ مِنْهُمْ بَطْشًا فَنَقَّبُوا فِي الْبِلَادِ هَلْ مِنْ مَحِيصٍ

“Dan berapa banyaknya umat-umat yang telah Kami binasakan sebelum mereka yang mereka itu lebih besar kekuatannya daripada mereka ini, maka mereka (yang telah dibinasakan itu) telah pernah menjelajah di beberapa negeri. Adakah (mereka) mendapat tempat lari (dari kebinasaan)?”(QS. Qaf: 36)

Setelah Allah swt menurunkan ayat-ayat brilian tentang tiga prinsip dasar tauhid, kenabian, dan hari kebangkitan dalam surah Qaf, sebuah ancaman dimunculkan di bagian ini bersama dengan ayat- ayat sebelumnya. Sebuah ancaman yang di satu sisi memberikan harapan kepada Nabi Muhammad (saw) dan di sisi lain menakut-nakuti orang-orang kafir dan orang-orang yang mengingkari. Dalam ayat-ayat Alquran disebutkan sejarah peradaban-peradaban sebelumnya, yang pada akhirnya menjadi penguasa, dan Alquran menceritakan bahwa kaum-kaum ini melakukan hal-hal yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Kaum-kaum ini melakukan hal-hal yang belum pernah dilakukan sebelumnya dan pekerjaan mereka sangat jelas dari sudut pandang arkeologi, tetapi akhirnya mereka binasa dan tidak mungkin bagi mereka untuk melarikan diri dari kekuasaan Tuhan.

Anda dapat melihat bahwa ayat ini menciptakan variasi dalam kata. Setelah Allah mengutarakan empat kriteria untuk hamba-hamba-Nya, tiba-tiba nada bicaranya berubah dan muncul ancaman, lalu Dia berfirman:

إِنَّ فِي ذَلِكَ لَذِكْرَى لِمَنْ كَانَ لَهُ قَلْبٌ أَوْ أَلْقَى السَّمْعَ وَهُوَ شَهِيدٌ

“Sungguh, pada yang demikian itu pasti terdapat peringatan bagi orang-orang yang mempunyai hati atau yang menggunakan pendengarannya, sedang dia menyaksikannya.” (QS. Qaf: 37)

Berbagai makna dari jiwa dan ruh manusia

Firman Allah, " bagi orang-orang yang mempunyai hati"; Kata "hati" dalam Alquran bahkan tidak pernah digunakan sebagai padanan dengan hati fisiologis kita, tetapi digunakan sebagai nama untuk jiwa dan ruh manusia. Hati digunakan pada ruh manusia saat aspek memperoleh pemahaman aktif dalam wujud manusia.

“Atau yang menggunakan pendengarannya sedang dia menyaksikannya” Artinya, setidaknya jika dia tidak memiliki rasionalitas dan pemikiran, dia setidaknya harus mendengarkannya dengan serius. “Sedang dia menyaksikannya” berarti mendengarkannya dengan kehadiran dan perhatian. Syahadat memiliki tiga arti, salah satunya adalah kehadiran. Ayat tersebut mengatakan bahwa Anda harus mendengarkannya dengan sepenuhnya.

Jadi maksud dari ayat tersebut adalah bahwa dalam apa yang dikatakan, kitab ini memiliki kapasitas untuk membimbing semua orang, tetapi apakah semua orang terhidayahi oleh sumber dan kapasitas membimbing firman ilahi ini? Tidak, syarat bagi seseorang untuk menggunakan pedoman ini adalah memiliki sikap adil dan tidak keras kepala atau bermusuhan. Karenanya, ayat tersebut mengatakan bahwa ada kemampuan dalam Alquran untuk menghilangkan semua kelalaian dari wujud manusia, tetapi itu membutuhkan dua poin; pertama adalah bahwa seseorang harus membebaskan akal dan pikirannya dan merenungkan ayat-ayat Alquran dengan bijak. (HRY)

captcha