Menurut Iqna, mengutip Al-Akhbar al-Masa'i, tanggal 23 April lalu bertepatan dengan Hari Buku Sedunia yang diperingati setiap tahun oleh UNESCO.
Pada Hari Buku Sedunia, UNESCO bekerja sama dengan organisasi internasional lainnya yang terkait dengan buku memilih sebuah kota sebagai Ibu Kota Buku Internasional.
Tujuan dipilihnya kota tersebut adalah untuk mendorong masyarakat pada umumnya dan generasi muda pada khususnya untuk menemukan kegembiraan membaca dan menghormati karya serta pengetahuan yang telah diciptakan para penulis selama berabad-abad. Selain itu, untuk menyebarkan budaya di kalangan masyarakat, ibukota buku terpilih berkomitmen setiap tahun untuk memublikasikan membaca dan meningkatkan jumlah membaca di berbagai kelompok umur dan demografi di dalam dan luar negeri. Selain itu, pemerintah yang menjadi ibu kota buku terpilih berkomitmen untuk mengembangkan program kegiatan kebudayaan pada tahun tersebut.
Pada Hari Buku Sedunia tahun ini, Direktur Jenderal UNESCO Audrey Azoulay menganugerahkan gelar Ibu Kota Buku Dunia tahun 2024 kepada kota Accra di Ghana.
Meskipun kemajuan teknologi dan akses masyarakat terhadap Internet dan jejaring sosial, buku masih sangat populer di seluruh dunia. Setiap tahun penerbit di seluruh dunia menerbitkan ribuan buku dan beberapa di antaranya saling bersaing untuk mendapatkan buku terlaris.
Pusat-pusat penelitian di dunia mengumumkan bahwa Alquran, Nahjul Balaghah, Ushul Kafi dan Asfar Arbaah termasuk kitab terlaris di dunia, khususnya di negara-negara Islam. (HRY)